Pasca pengakuanku berminggu lalu,
menyakiti beberapa hati yang mungkin saja sangat mencintaiku disana.
lepas itu aku benar-benar memilih untuk mengeluarkan diriku dari grup watsap Squad Giri.
maaf bila aku pergi tanpa pamit, pun setelah itu tidak ada yang menaanyaiku perihal alasan aku keluar. atau mungkin sebenarnya mereka sudah tau. ah~ biarkan saja.
selang beberapa hari, muncul notifikasi watsap dari ketua umum periode tahun ini, farikha. berbasa-basi yang akhirnya tebakanku benar. bertanya alasanku, kukira tidak perlu kuceritakan detail seperti pengakuanku sebelumnya. bukan aku sombong, aku hanya tidak ingin nanti dia berpikir buruk, menyesal, atau imajinasi-imajinasi yang lain.
sebenarnya masih sangat banyak pengakuan yang belum tertulis disini.
hari ini, tanggal tujuh desember dua ribu delapan belas. satu hari penuh yang entah mengapa mendadak semua hal mengingatkanku pada rasa kecewa dan pengakuan-pengakuan yang belum sempat tertulis. seketika rasa sakit itu kembali datang. ingin menangis rasanya. ada apa? aku tidak tau. sama sekali tidak tahu. siapa gerangan yang membuka jendela pesakitan masa lalu ini?
serambi mushola, rapat yang tertunda, serambi masjid, hujan, senja, dan mimpi-mimpi yan terkubur. yang entah kenapa tiba-tiba semuanya bangkit.
siang tadi aku mendapat notifikasi. bahwa komentarku berhasil membuat ahmad fuadi menyukainya dan membalas komentarku di instagram. katanya, "ayo. tinggal dimana?" seketika aku meloncat kegirangan. melupakan bahwa aku sedang menunggu pesanan es kopi di warung kampus. sungguh, ini ajaib. ini keren. subahanallah, syukron alhamdulillah. meskipun tidak menjamin aku akan benar-benar bertemu dengannya, setidaknya satu kalimat tanya ini membuatku seperti melayang. merasa seperti aku telah selangkah lebih dekat.
dan mungkin berawal dari kebahagiaan inilah mulai semuanya muncul, kecewa-kecewa pengakuan yang tak sempat kutulis, mimpi-mimpi semu, berujung marah dan gelisah berkepanjangan.
tentang bagaimana aku pernah sangat menikmati setiap jalan lika-liku dunia penulisan. tentang bagaimana aku selalu ingin menjalani prosesku sama seperti proses alif fikri. tentang bagaimana aku tidak tidur demi revisi selama 4 kali dalam semalam, seperti alif fikri yang dilatih keras oleh bang togar. tentang aku yang selalu pontang-panting mencari pinjaman laptop, persis sebagaimana alif fikri meminjam komputer milik randai. tentang pula aku yang bernasib sama hingga menjalani kehidupan pesantren. persis, sungguh persis. tahun pertama yang menyebalkan ketika aku selalu menangis merengek minta pulang, tidak betah. hingga akhirnya aku bertemu dengan 3 novel hebat ini. jika sosok alif saja bisa menyelesaikan sampai selesai, kenapa aku tidak? dia mampu bertahan dari padang ke ponorogo sampai lulus, kenapa aku yang hanya bojonegoro-jombang saja tidak sanggup? novel ini adalah tamparan keras bagiku. aku bisa, aku pasti bisa. dengan membanggakan titel "anak rantau" aku mencoba membangkitkan diriku sendiri. aku bisa seperti alif, aku pasti sanggup menyelesaikan semuanya. segala permasalahan hidup selama di pesantren selalu berhasil kutebas dengan keyakinan dan semangat yang kudapat dari sosok alif. sungguh, ini adalah novel yang keren. karenanya lah aku mampu bertaham hingga sekarang. tidak, aku sudah tumbang. maafkan aku :(
aku sempat putus asa bahwa aku tidak bisa kuliah di PTN impianku. tapi aku selalu yaqin pasti ada cerita yang aku belum tau. sebegaimana alif yang gagal kuiah di ITB tapi mampu berjaya di UNPAD.
lagi-lagi masih karena sosok alif. aku bergabung dalam kegiatan pers mahasiswa. merasakan euforianya menjadi wartawan kampus. aku, seorang mahasiswa baru yang diberi tugas mewawancari dekan fakultas tarbiyah. kalian tau kedudukan dekan dalam sebuah perguruan tinggi kan? awalnya aku ragu, takut, bahkan menolak. tapi tunggu, alif bahkan pernah mewawancarai seorang jendral sekalipun. lalu? kenapa aku yang hanya wawancara dekan saja tidak bisa? aku bisa! lagi-lagi kuikat erat keyakinan yang sukses alif tranfer ke pikiranku. membuat janji lalu action!
gemetar, takut jika ada pertanyaan yang salah kulontarkan. aah~ biarkan saja. aku pasti bisa dengan baik. aku pasti bisa seprti alif. apa lagi?
semua mimpi-mimpiku sudah kusematkan pada keluarga kecil ini. keluarga yang disana aku ingin berjuang wujudkan bersama.  melihat foto-foto yang dikirim di status watsap membuatku merasa seperti apa ya.. sungguh, menyebalkan merasakan perasaan ini. meskipun sudah sedari dulu aku menyiapkan diri untuk pasti akan merasakan ini suatu saat nanti. dan suatu saat nanti telah tiba.
mengapa aku tumbang? mengapa aku tidak bisa bertahan sekuat mereka? mereka pasti jua punya keresahan dan kekecewaan spertiku. tapi mengapa aku lebih memilih untuk mundur lebih dulu? sungguh aku malu. aku malu pada alif, alif pasti kecewa sangat padaku. aku lemah :( 
lihatlah wajah-wajah yang berseri itu, mata berbinar menyimak setiap apa yang diucapkan pemateri. yang aku tidak pernah berada diantara mereka.
hanya karena aku tidak mendapat keadilan dan aku memilih diam. sungguh aku memang egois. lalu kenapa? aku sudah sangat sering menjadi sasaran keegoisan mereka. maka sekarang ijinkan aku egois jua.
segalanya pernah begitu indah kurangkai bersama keluarga ini. jika kau bertanya apakah aku rindu? jelas! tapi aku tau posisiku. aku bukan siapa-siapa lagi. aku hanya akan menjadi penikmat setia halaman status watsap mereka. melihat foto-foto dengan caption ala-ala sastrawan, yang seringkali tanpa sadar aku menangis dan berpikir, "lihatlah mereka, mereka sedang berproses menuju apa yang selalu mereka impikan. berproses dengan dunia mereka, tawa-tawa yang sungguh sangat menyenangkan bila aku bisa mendengarnya langsung. lihat mereka, sekarang sudah sangat akrab. sudah seperti keluarga. bahkan mereka menjadi anak emas dalam keluarga ini. aku bersyukur tak henti. berdoa selalu semoga mereka akan tetap seperti ini".


harusnya hari ini aku menyelesaikan tugasku. tapi apa daya, meluapkan isi hati jauh lebih kunikmati daripada mengutarakan pikiran-pikiran. aku ingin selalu mampu menulis ini. menulis cintaku pada kalian. menulis setiap harapan demi harapan untuk kalian. menulis segalanya. terima kasih~

Comments