semalam aku mengantuk,
akan kulanjutkan sekarang, ya.
baiklah, lanjut.


setelah mengenal mas aam. pak udin, pembina kami mengenalkan sosok mas ruli. dia juga jurnalis dari tv9. keren kan? keren dong.. melewati sekian lama waktu bersama dengan bbimbingan mas ruli. hingga akhirnuya terbit buletin ARUS GIRI edisi 0. menyenangkan sekali, bisa sharing2 banyak hal. bahkan diluar dunia jurnalistik sekalipun. pada akhirnya sampai dimana aku tau bahwa mas ruli pun pernah merasakan susana njoso yang sampai sekarang masih tetap kurindukan. mas ruli mengenal baik ustad aam, bukan mas aam ya. ustad aam guruku disekolah dulu. mas ruli bilang, beliau adalah kakak tingkatnya waktu masih kuliah dimesir, juga teman menghafal alquran, teman serumah, katanya.

skip skip skip

04 juni 2017
bulan puasa hadir, tidak membuat aktivitas keluarga kecil ini terhenti begitu saja. kalo tidak salah ingat, kita sempat menargetkan terbitnya buletin. kita harus punya waktu lebih untuk berkumpul. aku menolak halus, aku tidak bisa pulang malam. dengan segala pertimbangan, akhirnya mereka setuju aku hanya ikut separuh pertemuan saja. bulan puasa memang selalu panas, haus pula. semangat, demi keluargaku. tapi tidak, jangan anggap ini sebuah pengorbanan, ini bukan apa2 jika dibandingkan kerja keras mbak ulla dan yang lain. aku tidak pernah memberi kontribusi apapun pada keluarga kecil ini. tapi aku menyayanginya. pertemuan kami dimulai, dari kampus kami berkumpul. 5 orang, aku, mbak ulla, mbak atut, haris dan erna. berdiskusi panjang lebar, sesekali tertidur, maklum puasa. hehe
senja terburu sekali untuk datang, aku harus pulang. sudah sore, tapi mbak2 ini menahanku untuk tidak pulang, diselesaikan dulu katanya. tapi erna boleh pulang??! erna pulang tanpa ditahan berlebiuh sepertiku. bukan apa2. tapi aku sudah berjanji untuk pulang sore. aku bernegoisasi dengan bapak via telepon. oke, aku diizinkan asal nanti malam benar2 diantar pulang. berbuka puasa ala kadarnya apa yang pihak masjid sediakan. alhamdulillahh.. setidaknya aku pernah merasakan bagaimana berbuka di masjid yang bukan kampung sendiri. lanjut sampai tarawih, lepas itu kita langsung meluncur ke sebuah kafe. aku tidak pernah ke kafe sebelumnya. jadi rasanya canggung. mereka bilang, kita sudah janjian dengan mas ruli disini. kita akan bahas sampai clear. sampai habis tuntas. 
sisa 4 orang sekarang. 4 orang yang sibuk dengan laptop masing2, aku? diam saja denga hp ku. tidak ada yg berbicara. jadi seperti ini rasanya nongkrong dikafe bareng teman. tidak, bukan bareng teman. tapi bareng hp dan laptop. diajak bicarapun hanya saat memesan kopi. aku tidak memesan apapun. aku tidak fokus. aku ingin pulang, aku terbayang bersalah atas janjiku. satu jam, dua jam, mas ruli tak kunjung datang. bapak berkali2 menelpon ku. aku merasa sangat bersalah. aku sempat mengajak pulang, katanya sebentar lagi.

 ____

bapak telfon lagi, kalo tidak salah jam 10 malam. aku masih di kafe. bapak bilang sudah sampai kota. bapak mencari dimana kafe yang sekarang ku tempati. seketika aku merasa sangat bersalah, ingin menangis saat itu juga. aku memaki diriku sendiri, aku benci diriku. sumpah aku benci keadaan ini. aku memikirkan kondisi bapak, bapak tak pernah lewat minum obat sisa penyakit stroke nya. malam2 begini menyusulku ke kota? damn! aku benci diriku sendiri. dia hanya khawatir pada anak perempuannya yang belum banyak mengenal kotanya sendiri. aku benci. lewat telepon kejalaskan pelan2 lokasi kafe tempatku. setelah beberapa menit, kita bertemu didepan kafe. aku melihat bapak, ada yang aneh. bapak bilang, "saking kesusune bapak nyusul sampyan, bapak sampek lali gak nggowo helm. tapi surat2 lengkap." , aku diam menunduk.
kita pulang, sepanjang jalan aku berusaha tidak bersuara saat menangis. iya, aku menangis sepanjang jalan. bapak bilang, aku sudah membuat orang rumah khawatir. sampai dirumah, ibu sudah tidur. aku tidak tau bagaimana perasaannya padaku, pasti dia juga marah. setelah ini aku janji tidak akan mengulangi lagi, aku akan tegas pada janjiku sediri. itulah satu dari sekian banyak alasan mengapa aku jarang kembali nimbrung dengan keluarga kecilku.


___

tahun ajaran baru. semester baru. mahasiswa baru. anggota baru.
disinlah awal mula aku merasa ingin benar2 menjauh. kumohon maafkan aku yang bodoh ini. :(
bermula dari dibuka nya pendaftaran pengurus baru BEM kampus. aku ingin daftar, aku kecanduan pada organisasi. aku ingin ikut BEM, seperti bagaimana dulu aku tergabung dalam organisasi sekolah. hari dimana pendaftaran terakhir sekaligus intervew, aku hadir di kampus. dimintai tolong untuk menjadi MC pada acara pembekalan PKL kakak tingkat. lepas itu aku kembali bergabung dengan keluarga kecilku, kami sepakat bertemu di kampus. bertemu dengan mbak ulla, ku utarakan niatku bergabung dengan BEM.
"dalam kode etik jurnalistik, seorang jurnalis tidak boleh tergabung dalam politik. kalo kamu tetap mau daftar bem, lepaskan LPM. pilih LPM atau BEM, coba dipikirkan baik2",
aku dilema saat itu juga. hari ini terakhir, lalu bagaimana? tapi aku mencintai keluarga ini, sungguh2 cinta.
dalam waktu beberapa jam, ku memutuskan untuk tetap bersama LPM. tidak mengapa, biar saja keinginan sepele ini hilang didepan mata.

ngga butuh waktu lama untuk merekrut anggota baru. ngga banyak sih, tapi setidaknya pasukan ini cukuplah hehe . anggota baru tidak semua dari semster 1, semester 3 pun ada. ada kawanku dari prodi PAI. atas nama Erika Yasari. dia baik, periang dan menyenangkan..
setelah beberapa waktu menghabiskan waktu dengan para anggota baru, aku baru menyadari satu hal. kawanku, erika sebagai anggota baru. dia pun tergabung dalam pengurus BEM. kalian paham maksutku tidak?
apa aku sedang salah paham? kurasa aku tidak salah paham. aku ingat betul, erika adalah bagian dari BEM juga. kenapa dia diperbolehkan masuk keluarga kecil ini? kenapa aku tidak boleh? sbenenarnya yang benar itu bagaimana? apa aku sedang salah paham? apakah ada sesuatu yang aku tidak ketahui? aku sempat marah dan kecewa. tapi pun aku tidak mau berpikir buruk, mungkin mbak ulla ada alasan lain menempatkan dia dikelurga kecil ini. mungkin saja ada beberapa hal yang belum ku baca dengan tuntas. aku tidak ingin berlarut2 dalam kecewa ini. pun aku tidak jujur soal rasa kecewaku, aku tidak mau membahas hal2 yang bisa saja tidak penting. lupakan saja. hanya saja setelah itu aku mulai agak menjauh dr keluargaku. aku dimakan rasa kecewa yang belum hilang betul. aku tidak ada masalag dengan erika, aku baik2 saja, kita bahkan sering tertawa bersama, berbagi cerita. entahlah, ada apa dengan diriku.




00.40
ku kira akan selesai dalam 2 kali penulisan. tapi ternyata tidak. butuh berapa waktu lagi sih ya? apa sudah sampai disini saja? aku lelah, mau tidur dulu ya.

Comments