menurutmu apa?
aku sakit, astaga.. batuk ini benar2 menyiksaku. dadaku sakit bukan main, perutku tertarik ototnya karena batuk ini.
setengah jam lalu aku menangis,
tak kuasa menahan sakit ini. sebenarnya bukan hanya itu, aku menangis karena merasa bahwa tidak ada yang memperhatikanku.
aku sedih, sesak rasanya. kenapa saudaraku seakan tidak punya inisiatif untuk membelikanku obat.
obat sedang habis, pun aku tidak tau menahu bahwa batuk ini akan datang lagi setelah beberapa hari aku merasa tenang.
ibu risih dan tidak tenang atasku. memintaku segera membeli obat.
ya, aku yang sakit dan aku sendiri yang harus beli obat.
kenapa bukan saudaraku?
sekali saja berbaik hatilah untukku. ketika saudaraku sakit, aku yang harus membeli apapun yang dia butuhkan.
batuk ini semakin melengking tidak karuan, tapi saudaraku masih asik dengan ponselnya.
aah, diabaikan memang selalu menyakitkan.
sejurus kemudian dia masuk ke kamarku. marah.
marah padaku kenapa aku tidak meminum obat di rumah nenek tadi.
entahlah.
dia marah, merasa risih dengan batuk ini.
lalu, jika kau risih kenapa tidak berusaha mencarikan obat untukku????
aku membenci diriku sendiri, ahh..
beberapa saat kemudian bapak mengetuk pintu kamarku, membawakan obat eceran dan memintaku meminumnya.
saat kulihat, ini obat hanya untuk pusing, bersin dan demam. bukan batuk parah seperti ini.
aku tersenyum dan berterima kasih. setidaknya bapak berusaha mencarikan obat untukku.
5 menit belum habis berlalu, bapak kembali mengetuk pintu.
dibawakan obat lagi yang berbeda. obat yang memang khusus untuk batuk.
aku tersenyum lagi, terima kasih, kataku.

jikalau saudaraku mau sedikit berusaha mencarikan untukku, aku tak akan merasa terpuuruk bahwa kau tak peduli padaku.

sudah, dadaku masih sakit. tapi setidaknya batuk ini tidak lagi sesering tadi. aku ingin menidurkan semuanya, melupakan semuanya, sudah.

Comments