seperti biasanya, aku masih sibuk bergelut dengan pelajaran-pelajaran sekolah dasar. kurang lebih 9 tahun lalu hampir aku menguasai semua pelajaran, kecuali matematika. aku memang tipe anak yang sangat tidak ingin bersahabat dengan angka2 konyol yang membingungkan. membayangkan saja rasanya seperti burung menari2 mengelilingi kepala. pening!
waktu isya sudah lewat lebih dari 45 menit lalu. beberapa anak sudah pulang. tersisa sekumpulan anak dr rt sebelah. beberapa mereka datang dan pulang dengan bersepeda. satu dua diantar oleh walinya. kusebut wali karena mereka terkadang datang diantar bukan dengan orang tua. kadang kakak, kadang sepupu, kadang kakek, bahkan kadang diantar oleh makhluk tak kasat mata. alias sendirian. hehe
sejurus kemudian, hanya tersisa satu. si gadis manis, dia membawa tugas rumah terlalu banyak. sebenarnya bisa saja sudah selesai sejak awal. tapi aku hanya satu, maka mau tidak mau beberapa harus mengalah dulu. aku mengajari yang lain sementara lainnya belajar dengan cara mereka sendiri- bermain. tapi tidak dengan si gadis manis, dia lebih memilih diam dan tanpa sadar tenggelam dalam dunianya sendiri. entah dunia yang mana.
satu dr sekumpulan anak rt sebelah- yang diantar walinya, dia paling besar, perutnya buncit. entah kenapa malam ini dia datang dengan pakaian rapi- baju taqwa dengan sarung. lucu sekali, menggemaskan. pipinya lebih besar dari pipiku. wkwk
dia sudah dijemput oleh mama mudanya. ya, mama muda bagaimana aku menyebutnya. si anak adalah anak pertama. dan mama ini, terlihat masih sangat cantik.
si gembul pamit pulang,
"ya pulanglah, hati2 ya. lepas dr sini langsung tidur biar ngga kesiangan," kataku menjawab pamitnya.
aku kembalikan konsentrasiku pada si gadis manis. dia butuh ditemani. mengabaikan ocehan2 anak2 ini yang bercerita seakan2 mereka sudah dewasa. terkadang aku merasa geli mendengar lagak sok mereka. lucu sekali. berlalu setengah menit, si gembul masuk lagi.
"hey ada apa? ada yang tertinggal?", tanyaku.
tapi tunggu. dia bukan ingin mengambil, tapi dia ingin meletakkan sesuatu. lebih tepatnya memberi. di pelukannya ada satu kantong plastik warna ungu yang penuh dengan isi. telihat jelas, gula dan mie instan. dia datang memberiku itu. oh tidak, kenapa harus ada lagi? baiklah kuterima. seketika kukembalikan kepada di mama muda, kami terlibat adu mulut manis. dia memaksaku menerima begitu pula aku. kalian pasti tau kebiasaan orang jawa. sungkan! tapi aku memang tidak menginginkan ituu. dan anak2 sibuk menyaksikan kami yang riweuh sendiri, mereka tertawa kecil.
dia menerimanya, aku lega. tapi kembali diberikan kepada ibuku. aah! setali tiga uang sama saja, boi!. kalo sudah dengan ibuku, pastilah itu diterima dengan senang hati. aku cengingisan merasa malu. harus apa aku ini? aku bukan guru. haish!
kembali kepada si gadis manis, sesegera mungkin selesaikan dan pulanglah, nak. mbak mu ini merasa malu :(
tugas selesai dan sayonara~
*sebenarnya ini kemarin, tapi kmarin aku lelah. jadi baru kusempat tuliskan
Comments