Pagi ini aku bangun seperti biasanya. Di meja makan sudah tersiap sepiring mie instan 2 bungkus dan segelas teh panas. Nikmat sekali batinku. Tapi bukan untukku melainkan untuk saudara laki2ku. Selalu ada untuknya setiap pagi, tapi tak pernah ada untukku sekalipun.


Disela-sela kesibukan di dapur, kuberanikan mengajukan satu pertanyaan yang sedari dulu ku penasaran atas jawabannya. Pertanyaan yang sengaja kubungkus dengan guyonan . Agar tidak terlihat seperti menyelidik.

"bu, mas e digawekno teh opo susu saben isuk. soale budal isuk. tapi dek ingi aku budal isuk kok gak digawekno??"
Tanyaku sambil cengengesan namun diam-diam menahan sesak. Beberapa detik, tak ada jawaban. kuberanikan lagi bertanya.

"bu??"
Hening~
Beberapa detik kemudian,
Akhirnya ibu menjawab,
"budal isuk, kapan?"

"wingi minggu, ono acara kampus. bahkan aku mangkat jam 6 isuk, gak ono sarapan, gaono teh, kok aku gk digawekno kyok mas e..? mas e bendino digawekno, tapi aku cuma sedino gk digawekno"
Jawabku hanya dengan satu tarikan nafas. Sesak rasanya.
Dan jawaban yang tak pernah aku bayangkan akhirnya keluar,

"ibu lali..."

Lupa?? kejadian yang baru lewat 5 hari lalu. Aku tau persis ibuku bukan orang yang pelupa. Tapi disini, aku merasa bingung menafsirkan kata "lali" itu. Entah "lali" itu artinya ibuku lupa menyiapkan sarapan untukku, atau "lali" artinya melupakan 5 hari yang lalu???  hanya ibu dan Allah yang tau.

Dan ya, ibuku memang sangat lucu bukan? terkadang dia ingat terkadang pun dia lupa. Dia selalu ingat untuk putra nya, tapi tak pernah ingat untuk putrinya.

Terkadang kita tidak membutuhkan banyak kalimat untuk menunjukkan kebenaran. Seperti halnya ibuku. Dengan jawaban yang super simpel itu, sudah cukup membuktikan bahwa anak laki-laki adalah kebanggaan terbesar seorang ibu. Apapun dia akan lakukan untuk anak laki-lakinya. :)



*terima kasih telah bersedia membaca potongan cerpen saya hari ini*




 
 
 

Comments